Banyaknya Wahyu dan Terus-Menerus Turun
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Banyaknya Wahyu dan Terus-Menerus Turun merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad , 27 Rabi’ul Awwal 1444 H / 23 Oktober 2022 M.
Kajian Hadits Tentang Banyaknya Wahyu dan Terus-Menerus Turun
Kita masuk ke bab في كثرة الوحي وتتابعه (tentang banyaknya wahyu dan terus-menerus turun).
عن أَنَس بْن مَالِكٍ – رضي الله عنه – أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ تَابَعَ الْوَحْيَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَبْلَ وَفَاتِهِ حَتَّى تُوُفِّيَ وَأَكْثَرُ مَا كَانَ الْوَحْيُ يَوْمَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -.
“Dari Anas bin Malik -semoga Allah meridhainya- bahwasannya Allah ‘Azza wa Jalla terus-menerus menurunkan wahyu kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebelum wafatnya sampai meninggal dunia. Dan yang terbanyak wahyu turun yaitu pada hari wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” (HR. Muslim)
Yang dimaksud wahyu di sini bukan sebatas turunnya Al-Qur’an, akan tetapi wahyu secara umum. Karena di akhir hayat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, orang-orang Arab berduyun-duyun masuk Islam, terutama di tahun ke-9 dan ke-10. Dimana tahun ke-9 disebut dengan Amul Wufud (tahun datangnya para utusan). Hal ini karena mereka berbondong-bondong masuk Islam, yang Allah turunkan firmanNya:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ ﴿١﴾ وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا ﴿٢﴾ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا ﴿٣﴾
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohonlah ampun kepadaNya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nasr[110]: 1-3)
Di akhir-akhir hayat Rasulullah banyak sekali orang-orang yang masuk Islam, dan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sehingga Allah pun banyak menurunkan wahyuNya yang berhubungan dengan hukum maupun yang lainnya.
Namun sekali lagi bahwa wahyu di sini bukan sebatas diturunkannya Al-Qur’an, tapi wahyu di sini secara umum. Karena hadits pun termasuk wahyu. Allah berfirman:
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ ﴿٣﴾ إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ ﴿٤﴾
“Tidaklah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam itu berbicara dari hawa nafsunya, akan tetapi ia adalah wahyu yang Allah wahyukan kepadanya.” (QS. An-Najm[53]: 3-4)
Di akhir hayat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam banyak sekali wahyu turun karena supaya sempurnalah syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala ini. Makanya Abu Dzar berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggalkan kita dalam keadaan tidaklah seekor burung pun mengepakkan sayapnya di udara kecuali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebutkan padanya ilmunya. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ إِلاَّ وَ قَدْ بُيِّنَ لَكُمْ.
“Tidak tersisa sedikitpun sesuatu yang mendekatkan kalian ke Surga dan tidak pula menjauhkan dari Neraka kecuali semua sudah dijelaskan kepada kalian.” (HR. Thabrani dan Ibnu Hibban)
Semua dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Setiap perkara yang sifatnya ibadah, syariat, kecuali sudah dijelaskan. Makanya karena Islam sudah sempurna. Allah berfirman:
… الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ…
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan untuk kalian agama kalian.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 3)
Maka Islam telah sempurna dan tidak membutuhkan syariat-syariat yang dibuat-buat. Allah telah menyempurnakan seluruhnya. Maka kewajiban kita adalah ikuti saja dan jangan berbuat bid’ah. Abdullah bin Mas’ud berkata:
اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كفيتم
“Ikuti, dan jangan berbuat bid’ah, kalian sudah dicukupi.”
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download mp3 Kajian
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52278-banyaknya-wahyu-dan-terus-menerus-turun/